Wednesday, August 3, 2011

part 2

"saya Ashilla"

Sepatah kalimat yang menimbulkan desas desus bisikan di sekeliling kelas.

"baiklah, Ashilla. Kamu bisa duduk bersama Alyssa disana. Kebetulan salah seorang penghuni kelas kita telah pindah ke Singapore"

Ke-kebetulan-an itu telah tega membuat kedua pribadi jelita ini menyatu. Menyatu menjadi sepasang sahabat yang terlihat-tidak-terpandang. Walaupun sebenarnya, mereka berdua akan sangat bersinar pada saatnya.

"gue Ify. Namanya sih emangggg. Alyssa Saufika Umari. Tapi elo bisa manggil gue Ify kok, Ashilla" kata gadis disebelahnya itu -agak kaku-.

Shilla hanya tersenyum. Lalu mulai berkata, "haha manggil guenya Shilla aja bisa kali, Fy"

Gadis berwajah tirus itu menoleh, lalu mengacungkan ibu jarinya.

*
Sebelum istirahat terakhir dimulai, Ify telah meminta izin kepada sang wali kelas untuk mengajak Shilla berkeliling. Hanya untuk memperkenalkan sesungguhnya. Namun Ify rasa itu perlu -disamping ia sangat malas mengikuti pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dikelasnya.

Dan ternyata apapun yang Shilla lihat dari sisian mobilnya tadi tak sebanding dengan apa yang ada dihadapannya saat ini. Sarana olahraga seperti lapangan futsal, kolam renang seukuran olimpiade, voli, dan basket. Semua tersedia baik indoor maupun outdoor. Gymnastic room, pacuan kuda, lapangan bola, sungguh sangat tak-terbayangkan-sebelumnya. Dan kini, kenyataan itu terpampang jelas di hamparannya. Ia jadi berfikir sendiri. Sekaya inikah ia?

*
Setelah lelah berkeliling, Ify mengajaknya singgah di kantin sejenak. Kantin itu pun... Seperti mall? Kenapa foodcourt-foodcourt bertebaran disini?

"disekolah ini ada 3 kantin. Kantin kelas 10, kelas 11, sama 12. Bebas sih sebenernya. Tapi yaaa yang rame sih disini. Hehe" katanya sambil menyeruput milkshake coklat yang tadi dipesannya.

Lagi-lagi Shilla berdecak kagum. Ia mengulangi kata-kata yang sedari tadi ada di benaknya. Sekaya inikah ia?

Ditengah tawa kedua sahabat yang baru saja dipertemukan ini, 2 anak laki-laki berpakaian tak rapi sedang berjalan memasuki kantin. Hey, bukannya ini belum waktunya istirahat. Shilla mendelik.

"Fy, mereka siapa? Ini kan belum istirahat? Kok mereka keluar?" sesungguhnya masih banyak lagi rentetan pertanyaan yang ingin dilontarkan Shilla. Namun setelah melihat raut Ify yang suka-tak-suka itu, Shilla menghentikan pertanyaannya sampai disitu. Yang pasti, ia tahu. Salah satu dari mereka berdua adalah kakaknya.

Gadis berdagu lancip itu menghirup oksigen sekenanya di sekitar gadis itu berdiri. Tak lama kemudian, ia menghelanya.

"the MOST-WANTED-BOY. Kalo gue bilang sih, tukang bikin onar. Hmm.. Yang bawa tas biru itu Cakka Kawekas Nuraga, dia itu yang jago banget basket katanya. Tajir juga sih. Udah gitu tukang tawuran lagi. Ck. Dan yang satunya..." Ify menghela nafasnya -lagi-

"Alvin Jonathan Sindhunata, pemilik sekolah ini. Si mr sok cool. Yeah. Mereka cowok-cowok berkuasa. Apabanget kan shill? Serasa drama korea abis" Shilla hanya menahan tawa mendengarnya. Tapi ada yang janggal disitu. Ketika sahabat barunya ini mengucapkan nama kakaknya, seperti ada sesuatu. Sesuatu yang ia sendiri tak tahu apa itu.

*
Gadis itu tanpa sadar meninggalkan setengah serpihan hatinya. Dan ia pun membawa setengah serpihan hati pemuda itu -lagi-lagi tanpa sadar-. Membiarkan pemuda itu menunggunya -dan menunggunya-. Dan juga membiarkan hatinya merintih karena terseret bersama pemuda itu dan gadisnya kini. Pemuda itu memang telah mengecewakannya. Itu juga salahnya. Kepada gadis itulah cintanya seharusnya. Bukan kepada gadis yang disandingnya. Tapi pemuda itu yakin. Masih ada sepercik rasa dihati gadis itu. Dan apabila sepercik rasa dihati gadis itu telah melebar, ia pasti melepaskan gadisnya kini dan berjuang mendapatkan gadis itu kembali.

*
"palingan sih lagi pelajaran sejarah, Shill. Makanya mereka pada keliaran. Mana ada sih yang berani nentang anak-pemilik-sekolah?" Shilla meneguk ludahnya. Masih jaman ya bermain kekuasaan di sekolah begini?

Sebelumnya, Alyssa Saufika Umari. Tak kalah berharta dengan warga di sekolah ini. Tetapi ia sederhana. Tak memamerkan kekayaan -orang tuanya- selayaknya yang lain. Ia juga tak memilih-milih teman. Kaya atau miskin. Dan Shilla suka itu.

"Shill, lo liat mereka?" tanya Ify lagi sembari menjulurkan telunjuknya ke arah sekelompok cewek-cewek borjuis yang sedang berdiri.

"hm. Kenapa, Fy?"

"the dangerous. Begitulah mereka disebut"

Shilla mengerutkan keningnya. "liat aja. Tuh."

Benar-benar parah. Gadis-splash -begitulah Shilla menyebutnya- sedang memperebutkan tempat duduk. Sangat sepele.

"lo ga tau? Ini tempat khusus buat gue! Jadi lo lo pada pergi deh!!" ucapnya kasar.

"tapi..."

Gadis itu buru-buru memotong. "lo mau ngelawan? Gatau gue siapa? Hey, gue tau elo. Osa sebelas satu. Bokap nyokap lo pedagang di pasar impress or whatev itu kan? Ha! Beruntung banget lo bisa sekolah di sini. Yaaa elo berotak sih"

Shilla masih menggeleng tak percaya. Yaampun ini sih penindasan.

Gadis yang tadi itu tak berkutik lagi. Ia hanya menunduk lalu pergi meninggalkan kantin.

Shilla dan Ify mulai bosan. Mereka pun memindahkan tempat persinggahannya di perpustakaan. Dan lagi-lagi Shilla berdecak kagum. Ini perpustakaan atau distributor buku?

*
"kak, besok gue naik busway aja, gimana?"

Kakaknya yang sedang berkutat dengan bukunya itu menatap telaga milik Shilla, lalu menepuk puncak kepalanya. "gue ga akan pernah ngijinin lo naik itu" nadanya mengancam. Namun tersirat kekhawatiran disana.

"dih. Terus gue naik apa?"

"sama gue aja" kakaknya menaik turunkan alisnya.

Shilla memicingkan matanya. "hah? Lo gila kak! Bisa-bisa penyamaran gue bisa kebongkar. Dan... Yeah. Hal yang paling gue ga suka akan terjadi. You know, right?"

Kakaknya lagi-lagi melengos. "yaudah. Tapi hati-hati ya. Atau... Gue bilang sama direkturnya biar bisa nyediain lo private busway? Ha?"

Shilla menghela nafasnya keras-keras. Kenapa ia memiliki kakak seaneh ini? Hm.

Ditengah obrolan ini, Shilla melihat sebuah figura berbentuk buku yang berisikan foto kakaknya dan...

Belum selesai berfikir, figura tadi kini sudah berada di tangan kakaknya. Memangnya kenapa? Siapa gadis itu? Ada coretan A ♥ S di pojoknya. A? Mungkin inisial kakaknya. Tapi S? Shilla? Tidak mungkin. Itu bukan dirinya. Lalu siapa?

0 speeches:

Post a Comment