Wednesday, August 3, 2011

part 1

Kedua kakak beradik itu memandangi kedua orangtuanya yang melangkah menjauh menuju pesawat. Pandangan mereka tak lepas dari dua sosok yang sangat disayanginya itu. Beberapa saat kemudian, terbanglah pesawat bertujuan Paris itu. Ia memeluk kakaknya erat-erat. Seraya tak ingin melepasnya lagi. "kak, gue udah mutusin untuk pindah sekolah ke Jakarta. Sekalian nemenin lo gitu ceritanya"

Kakaknya tersenyum. Mengangguk. Lalu mengelus rambut sang adik. "di Superior High School?"

Gadis itu menaikkan salah satu alis matanya. "lo fikir? Hmm mau dimana lagi kak?"

"lo abis di cuci otak ya? Kok?"

Gadis itu hanya menyunggingkan senyumnya. "tapi..."

*
Ia tak tahu bagaimana jalan fikiran adiknya ini. Jangan menganggap dirinya sebagai adiknya? Hey. Gadis itu memang adiknya, bukan? Ah ternyata sama saja.

"gue hari ini sama pak Farhan aja, kak. Besok-besok terserah deh" ucapnya membuncah kesunyian ruang makannya.

Pemuda itu melengos. "hhh iye. Tar gue bbm ya"

"iya. Dan... Jangan anggep gue adek lo. Gue ga mau diistimewakan kaya elo. Walaupun itu sekolah emang punya keluarga kita... Tapi gue ga mau kaya elo. Got it, kak? Emm gue duluan ya" gadis itu menepuk pundak kakaknya, lalu pergi. Kakaknya hanya menggeleng. Berdecak pelan. "hhh lo emang ga pernah berubah"

*
Gapura bertuliskan "Superior High School" itu terpampang dengan gagahnya. Gadis itu menghela nafasnya sekali lagi sebelum turun dari jazz putih susu yang anggun. Gedung sekolah milik keluarganya ini begitu... Mewah. Mengapa ia baru tahu bahwa keluarganya memiliki sekolah sekelas hotel berbintang ini? Bangunan utama terdiri dari 5 lantai yang berdiri kokoh dihadapan gadis ini. Luasnya pun tak kurang dari satu hektar. Gadis itu berdecak kagum. Seketika, ia kembali melangkahkan kakinya memasuki kawasan gedung utama. Namun tiba-tiba ada yang hampir menabraknya dari belakang. Seperti... Mobil?

"heh! Anak kampung! Lo anak baru ya disini? Pasti anak beasiswa? Pantes kam-pung-an banget! Minggir!!" seseorang terdengar menyerapahinya dari Dalam Splash pinknya. Gadis itu terenyak. Apa barusan itu?

"lo tuli atau pura-pura tuli sih? Gue bilang MINGGIR!!" tanpa ba-bi-bu lagi, gadis itu menyingkir dari moncong splash pink itu.

Splash itu kemudian melaju tanpa memperdulikan gadis itu. Gadis yang masih berdecak dengan kelakuan anak tadi. "ga nyangka disini separah itu. Ckck"

*
"pak, ini adik saya. Seperti yang saya bilang kemarin, perlakukan dia seperti biasa. Bukan seperti saya"

Bapak-bapak berumur 40an itu hanya mengangguk. Seperti terhipnotis dengan kata-kata pemuda ini.

"kalau begitu, saya permisi" katanya sembari berlalu. Namun ia menoleh seketika. "kalo butuh gue, bbm aja. Gue selalu siap buat lo. Take care" katanya lagi. Kali ini sembari tersenyum. Lalu benar-benar meninggalkan ruangan kepala sekolah yang sejak tadi ditempatinya.

*
Dan dimulailah harinya yang baru. Di Superior High School tentunya. Setelah kepala sekolah mengantarkan ia ke kelasnya, sang wali kelas langsung memperkenalkan dirinya.

"saya..."

...

0 speeches:

Post a Comment